Beberapa pengguna ponsel mendapatkan nomor panggilan dengan kode negara yang asing alias bukan dari Indonesia. Kode negara Indonesia sendiri berawalan +62 diikuti nomor seluler dari masing-masing operator.
Nah, menurut laporan, beberapa pengguna mendapatkan panggilan tak dikenal dengan kode nomor +77 atau +37. Biasanya, nomor ini akan menelepon sekali lalu ditutup. Pelanggan yang menelepon kembali, konon katanya dikenakan biaya US$ 15-30.
Masalah ini sempat memunculkan pesan berantai di WhatsApp yang meminta pelanggan untuk berhati-hati bila menerima telepon aneh tersebut.
Saat dikonfirmasi ke Telkomsel, operator ini tak menampik bila ada beberapa pelanggan yang komplain soal menerima panggilan dari kode nomor tersebut. Pihaknya mengakui bahwa nomor tersebut adalah panggilan spam.
“Sehubungan dengan adanya laporan pelangggan terhadap panggilan dari nomor yang diawali dengan +77, dapat kami sampaikan bahwa panggilan tersebut merupakan panggilan spam yang berasal dari luar negeri,” tutur Denny Abidin, GM External Corpcomm Telkomsel, melalui pesan singkatnya.
Dia menambahkan, Telkomsel telah melakukan blocking atas panggilan international dari nomor tersebut dan sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi Good Corporate Governance, Telkomsel akan selalu menjaga kenyaman bagi pelanggan.
Sementara itu, operator lain XL Axiata tak mendapatkan laporan dari pelanggan soal adanya komplain karena menerima kode nomor +77 atau kode asing lainnya.
Seperti diungkapkan General Manager Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, "tidak ada komplain yang masuk dan sudah dicek tidak ada nomor XL yang terima telepon dari nomor itu, sih."
Namun demikian, Ayu meminta pelanggan XL Axiata untuk tetap berwasapada dan tidak asal mengangkat nomor yang asing. Selain itu, pihaknya juga tetap memantau. (tyo)
Laporan terbaru dari sejumlah pemilik ponsel di Indonesia yang menerima panggilan tak dikenal salah satunya dari nomor berawalan +77 pada dasarnya bukan perkara baru. Ini merupakan modus penipuan yang terjadi di seluruh dunia sejak tahun 2000-an.
Konon teknik penipuan ini berawal dari Jepang. Orang Jepang menyebutnya sebagai Wangiri yang berarti "sekali dering dan tutup."
Maksud dari sekali dering adalah pelaku akan menelepon hanya dalam rentang sekali dering dan langsung menutupnya. Cara ini diyakini bisa memancing korban untuk menelepon balik.
Tidak jarang pelaku pun mengirim pesan SMS, WhatsApp, hingga surat elektronik alias email untuk meyakinkan korban untuk menelepon balik.
Modus ini mulai bekerja ketika umpan tersebut termakan oleh korban. Ketika korban menelepon balik, maka tagihan biaya panggilan akan melonjak tak wajar. Sedangkan sang pelaku akan mengulur pembicaraan selama mungkin.
Belakangan sejumlah warga mengaku mendapatkan panggilan tak dikenal dengan kode nomor +77 atau +37. Biasanya, nomor ini akan menelepon sekali lalu ditutup.
Pelanggan yang menelepon kembali, konon katanya dikenakan biaya US$ 15-30 atau sekitar Rp200-400 ribu.
Teknik yang dipakai oleh pelaku penipuan seperti ini sebenarnya sederhana. Mereka menyewa nomor telepon premium internasional dari operator lokal di negara mereka.
Selanjutnya, mereka menghubungi nomor acak yang ada di seluruh dunia untuk sekali dering saja.
Pelaku penipuan pun mendapatkan untung dengan menyedot saldo pulsa para korbannya.
Pasalnya mereka mendapat komisi dari operator lokal karena telah menggunakan nomor premium internasional. Mereka memperoleh setidaknya US$1 untuk setiap telepon yang masuk.
Negara-negara seperti Burundi (+257), Malawi (+265), Pakistan (+92), Rusia (+7), Nigeria (+234), Tunisia (+216), dan Belarusia (+375) merupakan negara pelaku penipuan ini berasal.
Ada beberapa cara untuk terhindar dari jenis penipuan ini. Namun yang terpenting adalah tidak menerima telepon ataupun menelepon balik dari kode telepon tak dikenal. Terlebih jika telepon yang masuk hanya berdering sekali dan berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet dan Afrika.
Jika sedang menunggu telepon internasional, pastikan mengenal kode negara di panggilan yang masuk. Kode tersebut bisa dicek di Google atau menggunakan aplikasi TrueCaller. Dan jangan lupa melaporkan nomor mencurigakan ke operator seluler yang dipakai.
Masalah ini belakangan dirasakan oleh masyarakat hingga memunculkan pesan berantai di WhatsApp. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Telkomsel. Mereka mengaku menerima aduan pelanggan yang mengeluhkan panggilang dari kode nomor tak dikenal.
"Kita sedang berkordinasi dengan seluruh pihak terkait khususnya untuk urusan internasional call seperti Telin, Indosat, dan Gaharu Telkom. Untuk urusan teknis, tim dari Telin sedang menginvestigasi. Kali ini memang agak masif, yang paling penting sekarang menjaga kenyamanan pelanggan," tutur General manger External Corpcomm Telkomsel Denny Abidin dalam pesan singkatnya kepada CNNIndonesia.com. (hnf/tyo)
Sumber: CNN Indonesia