Pada malam pergantian tahun kemarin, warga masyarakat berkumpul di luar rumah untuk menyaksikan parade kembang api menghiasi langit Jakarta. Tepat saat waktu menunjukkan pukul 24:00, langit malam menjadi terang benderang oleh cahaya warna-warni kembang api. Diantara letupan ribuan kembang api, bola-bola cahaya berwarna kemerahan juga terlihat melayang di langit.
Sebagian orang menyebut bola cahaya itu Braja, dan fenomena ini kemudian memenuhi media online selama beberapa hari.
Ada yang mengaitkannya dengan Mistik (dan politik).
Mungkin detikcom adalah media yang paling bersemangat meliput fenomena tersebut. Mereka melakukan investigasi dan crosscheck, bahkan hingga mengaitkan fenomena tersebut dengan bola api sungai Mekong yang juga pernah saya tulis di blog ini. Kehebohan ini tidak ada bedanya dengan peristiwa terompet langit beberapa waktu yang lalu.
Kita hidup pada era modern dimana sebagian masyarakat bisa memiliki benda kecil terbang yang bernama drone. Seiring dengan perkembangan teknologi semacam ini, kita akan melihat semakin banyaknya jumlah laporan penampakan UFO oleh masyarakat atau jumlah foto-foto benda terbang aneh berwarna-warni yang diposting di media sosial.
Oleh sebab itu, untuk kasus bola cahaya merah malam tahun baru 2016, tahan imajinasi kalian untuk sejenak. Bola cahaya tersebut belum tentu sebuah pesawat alien yang memutuskan untuk ikut merayakan malam tahun baru di bumi atau sesosok roh dari dimensi lain yang memutuskan untuk menghantui masyarakat di malam yang penuh keramaian.
Tulisan kali ini tentu saja lebih ke arah respons untuk pemberitaan yang bombastis dari beberapa media. Tapi satu hal lagi yang membuat saya tertarik untuk menanggapinya adalah karena saya sendiri menyaksikan bola cahaya yang menghebohkan itu dan bahkan sempat memotretnya.
Saat itu saya sedang berada di Jakarta. Ketika kembang api yang jumlahnya sangat banyak mulai menghiasi langit, saya melihat sebuah bola cahaya berwarna merah, terbang dengan lambat di langit. Bola itu melayang cukup lama di langit sebelum akhirnya mulai meredup dan turun, lalu menghilang.
Kita hidup pada era modern dimana sebagian masyarakat bisa memiliki benda kecil terbang yang bernama drone. Seiring dengan perkembangan teknologi semacam ini, kita akan melihat semakin banyaknya jumlah laporan penampakan UFO oleh masyarakat atau jumlah foto-foto benda terbang aneh berwarna-warni yang diposting di media sosial.
Oleh sebab itu, untuk kasus bola cahaya merah malam tahun baru 2016, tahan imajinasi kalian untuk sejenak. Bola cahaya tersebut belum tentu sebuah pesawat alien yang memutuskan untuk ikut merayakan malam tahun baru di bumi atau sesosok roh dari dimensi lain yang memutuskan untuk menghantui masyarakat di malam yang penuh keramaian.
Tulisan kali ini tentu saja lebih ke arah respons untuk pemberitaan yang bombastis dari beberapa media. Tapi satu hal lagi yang membuat saya tertarik untuk menanggapinya adalah karena saya sendiri menyaksikan bola cahaya yang menghebohkan itu dan bahkan sempat memotretnya.
Saat itu saya sedang berada di Jakarta. Ketika kembang api yang jumlahnya sangat banyak mulai menghiasi langit, saya melihat sebuah bola cahaya berwarna merah, terbang dengan lambat di langit. Bola itu melayang cukup lama di langit sebelum akhirnya mulai meredup dan turun, lalu menghilang.
Berikut adalah foto yang saya ambil.
Padahal, jika kita melihat pola dan petunjuk yang berkaitan dengan penampakan bola cahaya tersebut, kita bisa dengan segera mengambil kesimpulan yang masuk akal mengenai identitas objek misterius tersebut.
Bahkan media yang menghebohkan diri dengan penampakan tersebut telah memberikan kepada kita petunjuk-petunjuk penting dalam isi berita yang diposting, seperti artikel detikcom berikut:
Bahkan media yang menghebohkan diri dengan penampakan tersebut telah memberikan kepada kita petunjuk-petunjuk penting dalam isi berita yang diposting, seperti artikel detikcom berikut:
Cerita Bola Cahaya yang Muncul Setiap Malam Tahun Baru di SawanganFenomena penampakan bola cahaya yang dikaitkan dengan UFO pada malam pergantian tahun baru lalu sudah jelas tak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun, di Sawangan, Depok, Jawa Barat, ada sebuah cerita tentang bola api yang selalu muncul setiap malam tahun baru. Apakah itu peristiwa yang sama dengan bola cahaya?Informasi soal bola api di Sawangan diterima detikcom dari para pembaca yang merespons artikel terkait penampakan bola cahaya di kawasan Jakarta Utara dan Serpong. Menurut beberapa orang, ada sebuah fenomena unik yang selalu didatangi banyak orang di Sawangan, bernama braja. detikcom kemudian menelusuri kebenaran cerita tersebut. Hingga akhirnya bertemu dengan Udin Herman (52), pria yang sejak lahir tinggal di kelurahan Pasir Putih, Sawangan, Depok, Jabar.
Dia mengisahkan tentang rutinitas masyarakat saat malam Tahun Baruyang penasaran dengan kemunculan braja atau bola api di Sawangan. Menurut Udin, dulu ada sebuah waduk yang diberi nama Setu Gugur.
Pada tahun 1960an, waduk tersebut jebol dan ikan-ikannya berhamburan. Belakangan, area waduk tersebut menjadi milik perorangan dan menjadi perumahan. Entah apa kaitannya, setelah waduk itu hilang, kerap muncul sebuah fenomena aneh setiap pergantian tahun. Fenomena tersebut bernama braja, atau kemunculan bola api. "Keanehan braja itu keluarnya pada jam 24.00 WIB malam pas waktu pergantian tahun masehi. Tetapi kalau orang beruntung melihat nggak cuma pas malam tahun baru. Kadang ada yang melihat waktu tertentu siang hari terlihat seperti payung terbang," ceritanya.
Fenomena ini menyebar dari mulut ke mulut sejak tahun 2006. Alhasil, setiap malam pergantian tahun, banyak yang ingin melihat penampakan braja. "Braja sendiri mempunyai ukuran sebola sepak. Setiap orang bisa melihat benda tersebut. Warnanya merah api bersinar atau bercahaya," terangnya. "Dulu-dulu bisa 8-9 jumlah braja yang keluar. Tahun ini cuma 4 yang keluar kecil-kecil dan jauh letaknya," tambahnya.
Di situs jejaring sosial YouTube banyak video yang menggambarkan cerita Udin. Seperti misalnya, video yang diunggah oleh akun Onez Lasso pada Januari 2014 ini. Di sela-sela kembang api tahun baru, ada semacam bulatan berwarna merah yang diyakini sebagai braja. Anda bisa percaya atau tidak. Yang jelas, peristiwa ini membuat banyak orang berdatangan ke Sawangan setiap malam pergantian tahun.
Secara ilmiah, Kepala LAPAN Thomas Djamaludin sudah memastikan tak ada UFO atau kemungkinan penampakan makhluk luar angkasa di bumi. Berbagai kemungkinan soal penampakan bola cahaya berwarna merah di langit bisa jadi berasal dari suar, lampu pesawat, atau kembang api.
Dari artikel di atas, kita mendapat dua petunjuk.
Petunjuk pertama adalah, bola cahaya tersebut hanya muncul saat malam pergantian tahun dan petunjuk kedua adalah, fenomena tersebut mulai terkenal sejak tahun 2006.
Pada artikel detikcom yang lain, kita mendapatkan sebuah kesaksian dari warga bernama Maya yang mengatakan bahwa bola cahaya itu: ".....bersinar merah dan meredup seiring dengan gerak turun ke bawah, kemudian hilang."
Jadi petunjuk ketiga adalah, benda itu bersinar merah dan meredup seiring dengan gerak turun ke bawah, dan kemudian hilang.
Deskripsi saksi ini persis seperti yang saya saksikan.
Setelah mendapatkan tiga petunjuk, sekarang kita menetapkan tersangka, di luar pesawat alien atau roh. Yang paling mungkin adalah: Drone yang memiliki lampu berwarna merah, Lampu suar, Lampu Pesawat dan Lampion.
Lalu kita cocokkan dengan petunjuk yang kita punya.
Petunjuk satu: Hanya muncul di malam tahun baru.
Petunjuk dua: Sudah ada sejak 2006.
Petunjuk tiga: Bersinar merah dan meredup seiring dengan gerak turun ke bawah, kemudian menghilang.
Drone bisa kita coret karena fenomena bola cahaya ini sudah ada sejak 2006. Pada tahun itu drone belum memasyarakat seperti sekarang.
Lampu suar boleh diabaikan karena ia tidak melayang atau menggantung di udara.
Lampu pesawat juga bisa diabaikan karena pesawat memiliki lampu yang berkedap-kedip.
Tersangka yang tersisa adalah Lampion dan saya yakin ini adalah Braja yang kita cari.
Profil Lampion cocok dengan tiga ciri-ciri yang kita miliki. Pelepasan lampion hanya dilakukan saat acara-acara spesial, seperti malam tahun baru, karena mereka yang melepas lampion ini ke langit biasanya menyertainya dengan doa dan harapan untuk hari-hari yang akan datang.
Lalu tidak lama ketika sebuah lampion terbang, ia akan kehabisan bahan bakarnya, sinarnya akan meredup, udara panas yang menyebabkannya terbang akan habis dan perlahan-lahan ia akan turun ke bumi. Ketika lampunya padam di langit malam, ia akan terlihat seperti menghilang di udara.
Pada Jakarta night festival yang diselenggarakan untuk menyambut malam pergantian tahun baru 2016 kemarin, ada lampion yang dilepaskan seperti yang direkam oleh kantor berita antara
Banyak yang beranggapan bahwa teori flare yang ditembakkan dari flare gun lebih masuk akal dibanding lampion. Saya sendiri tetap berpegang pada pendapat bahwa bola cahaya tersebut berasal dari lampion.
Ada fakta yang lupa saya berikan, yaitu bahwa pada malam tahun baru tersebut, saya menyaksikan bola cahaya tersebut berada di udara lebih dari 15 menit. Fakta ini membuat saya meyakini bahwa bola tersebut bukan berasal dari flare.
Ada fakta yang lupa saya berikan, yaitu bahwa pada malam tahun baru tersebut, saya menyaksikan bola cahaya tersebut berada di udara lebih dari 15 menit. Fakta ini membuat saya meyakini bahwa bola tersebut bukan berasal dari flare.
Flare yang ditembakkan memiliki karakteristik seperti peluru yang ditembakkan ke atas. Sedangkan lampion memiliki karakteristik seperti balon udara.
Tapi saya tidak perlu terlalu ngotot untuk berdebat lagi soal ini. Seseorang telah memposting video di youtube yang sepertiny dapat mengakhiri perdebatan ini. Video ini berisi rekaman sekelompok orang yang menerbangkan lampion pada malam tahun baru tersebut.
Tapi saya tidak perlu terlalu ngotot untuk berdebat lagi soal ini. Seseorang telah memposting video di youtube yang sepertiny dapat mengakhiri perdebatan ini. Video ini berisi rekaman sekelompok orang yang menerbangkan lampion pada malam tahun baru tersebut.
Konklusif?
Sumber: www.enigmablogger.com